Saturday 14 October 2017

Kisah Sukses Trader Forex Indonesia Teo


Success Story Rupiah terpuruk, perekonomian gonjang-ganjing, Dan negara di Ambang kebangkrutan. Ekonom bersuara, tak ketinggalan pula para Anggota DPR. Pengamat Baru bermunculan. Makin bingunglah orang. siapakah Uraian yang Jadi pegangan Tak ada yang Bisa memberikan Gambaran soal pasar uang dengan Lebih Jelas selain para Pemain Forex (Valas), kata Theo Francisco Toemion (42), pengamat pasar uang sekaligus Pemain Forex (Valas), Meski kini Lebih banyak membagi pengetahuan soal Dunia yang Telah belasan tahun ditekuninya ITU kepada orang lain. Ada perbedaan antara pandangan para Pakar dengan Theo F. Thoemion sehubungan dengan Krisis Ekonomi yang memburuk sejak kuartal terakhir tahun Lalu. Pihak Pertama Lebih Melihat Krisis berpangkal pada lemahnya sistem perbankan, kebocoran anggaran, buruknya pengawasan, monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme, dan Ekonomi biaya Tinggi. Sedangkan Theo Lebih Melihat Ulah spekulan di pasar uang sebagai sebab palizzata dominan. Sisi-sisi negatif penyebab keroposnya fondasi Itulah Ekonomi yang menyebabkan Krisis tak Segera Bisa diatasi. Kalau Corea, Thailandia, filippina, Singapura, dan Malesia Bisa pulih Dalam hitungan Bulan, negara Kita Jauh Lebih Lama. Sebagai pelaku pasar Forex (Valas), Theo Tahu Betul, tanda-tanda bencana Telah Muncul sejak Lama. Semuanya Adalah permainan fondo para direttore atau Pemain pasar Forex (Valas), Yang diwarnai keinginan untuk menguji ketangguhan otoritas moneter Suatu Negara. Ia Tahu bagaimana pedagang Besar Forex (Valas) - Yang ACAP disebut spekulan - semacam George Soros memainkan Peran Dalam Yendaka, melambungnya Nilai Tukar Yen terhadap AS, pada 1994. Ia Juga mencatat, permainan para spekulan di Eropa memaksa pembahasan mata uang Tunggal Eropa (Euromoney ) Lebih diintensifkan pada 1996. Selewat masa ITU, para spekulan memang menurunkan aktivitas. Tapi lewat mezzi massa Theo memperingatkan, Hati-hati, Bukan Mustahil mereka akan mengalihkan perhatian ke Asia, begitu Antara rimasto tulisnya Saat ITU. Mereka menunggu kesempatan bermain mata uang menarik, valute esotiche seperti Won, vasca da bagno, Peso, Ringgit, atau Rupiah. Jangan lupa, Indonesia negara Kaya. Karena Itulah mereka membidik Kawasan ini, Bukan ke Afrika, misalnya. Betapa Tidak. Salah satu Kawasan palizzata Dinamis di Dunia, dengan pertumbuhan Ekonomi TIAP Negara 7tahun rata-rata, itu tak punya Batasan berarti bagi Devisa Lalu-Lintas. Otoritas moneternya juga Belum teruji. Kalau Dalam persaingan di Amerika, Eropa, dan Jepang para spekulan Sering kalah, Siapa Tahu di Kawasan ini. Maka bermainlah mereka. Pertengahan tahun Lalu, Saat pemerintah memperlebar pita intervensi, mereka menangkap sinyal Tantangan ITU, dan terpacu gairah untuk bermain dengan Rupiah. Ketika Oktober 1997 duetto Soedradjat Djiwandono - Marie Muhammad memutuskan untuk melepas Ambang intervensi, mereka gioco di parole mendobrak. Rupanya, keputusan historis untuk membiarkan Rupiah mengambang bebas itu tak didukung kondisi yang cukup. Nilai Tukar dikuasai dan dimainkan, bahkan Dalam seminggu Bisa terdepresiasi sampai 50. Utang membengkak, di prezzo barang melonjak, produksi mandek, banyak Perusahaan bangkrut. Inflasi membubung, dan perekonomian nyaris ambruk. Tak disangka, fondasi Ekonomi Kita demikian keropos. boleh ada Berita Buruk. Ada 4 Faktor yang menurut Theo Bisa Jadi penentu Naik turunnya kurs: fondasi Ekonomi Makro, cartagrafik berdasarkan rumus, Faktor teknis-psikologis, Dan Ulah para spekulan. Soal fondasi Ekonomi, menurut Theo, pasar Telah mendapat Bukti rentannya perekonomian Kita. Carta atau grafik gioco di parole Sudah dibuat Saat kita menempuh Režim Devisa terkontrol misalnya dengan mematok depresiasi tahunan 3 - 4. Sedangkan Faktor psikologis sangat berhubungan dengan Ulah spekulan, apa Lagi Dalam Režim Devisa bebas. Sekali pasar memperoleh Bukti mata uang Suatu Negara Bisa didikte, mereka mendikte Terus. di prezzo Pendiktean, Yang terjadi setelah ada dorongan psikologis, Dari berawal Berita-Berita politik yang berpotensi dimainkan. Theo menunjuk contoh, seluruh Dunia Tahu Indonesia pra-11 Maret 1998 menghadapi suksesi. Maka Berita tentang Presiden Suharto dan situasi Sosial politik menjadi Bahan permainan spekulan. sakit Keadaan, yang dalam Bahasa Inggris Bisa dirumuskan Dalam beberapa kata, Mulai Dari Hes malato, Hes malato, sampai Hes gravemente malato, mengakibatkan beraneka Nilai Kurs. Memang Benar. Menurut Catatan Theo, Grafik penurunan ITU berlangsung sejak banca sentral ketahuan tak punya Nyali sehingga menyebabkan Rupiah Turun dari Rp 3.000, - ke Rp 3.800, - terhadap AS. Angka Turun lagi ke Rp 4.400, - Karena Pak Harto istirahat. Kemudian menjadi Rp 4.800, - Karena imbas Krisis Corea, Turun ke Rp 5.600, - Karena Pak Harto Batal ke Malesia, dan Dari Rp 6.200, - ke Rp 9.000, - Karena pencalonan B. J. Habibie sebagai Wakil Presiden. Kurs membaik setelah penandatanganan nota kesepakatan dengan FMI 15 Januari, Namun Turun Lagi setelah terjadi beberapa kerusuhan dan demonstrasi. Kenyataan membuktikan itu, Dalam Režim Devisa bebas Segala Berita dan peristiwa baik menjadi condizioni Costi Utama. Dalam berbagai kesempatan Theo mengingatkan, membiarkan Rupiah mengambang bebas sama dengan bunuh diri Tanpa dibarengi perbaikan di Segala Sektor yang akhirnya melahirkan Berita Buruk. Percuma ada Janji Segala macam Reformasi, penghapusan monopoli dan oligopoli, tetapi tak ada wujudnya. Dapat dimengerti, Naik-turunnya nilai Rupiah tak Lagi ditentukan Oleh hukum Ekonomi, keseimbangan Antara penawaran dan permintaan. Tak ada yang teori Bisa menjelaskan Hal ini, kata Theo. Saat Masyarakat makin Tahu persoalan, para omongan EKONOM Sering diabaikan. Pemain seperti saya yang diperhatikan Lantas, Kurs berapa yang wajar AMBIL nilai terakhir sebelum Krisis Rp 2.400, -. Ditambah 80-lah, sekitar Rp 4.320, -. Penjelasannya, Dalam 10 tahun terakhir perbedaan suku bunga Antara come Dan Rupiah sekitar 10. Suku bunga AS 5 dan suku bunga Rupiah 15. Selisihnya 10, dan Dalam 10 tahun menjadi 100. Sementara depresiasi per tahun, katakanlah 4. Jadi Dalam 10 tahun menjadi 40 . Nah, selisih Antara perbedaan suku bunga dan depresiasi Dalam 10 tahun, 100-40 60. Tak usah dipatok 60 beri kemungkinan sampai 80 untuk ditambahkan kurs Pada terakhir. Jadi 180 dari Rp 2.400, - Rp 4.320. Tapi sekali Lagi kenyataan membuktikan, Segala teori dan hukum Ekonomi tak berlaku bagi kurs yang bugiardo Karena permainan. Dunia perdagangan Forex (Valas) dewasa ini bagaikan dikontrol fondo para direttore besar yang disebut grandi ragazzi. Menurut Theo, jumlah grandi ragazzi yang tercatat Saat ini 2.500 orang. Akumulasi modale mereka sekitar AS 1.300 miliar, dan Dalam keadaan terpaksa Bisa mendapat pinjaman hingga 10 kali lipatnya. Jumlah ini raksasa sungguh, sebab cadangan Devisa Negara-Negara Kaya yang tergabung Dalam OCSE gioco di parole kalau digabung tak Lebih dari AS 700 miliar. Maka Bisa dibayangkan betapa konyolnya gagasan untuk melawan spekulan dengan cadangan Devisa Hanya AS 20 miliar, misalnya. Dari 2.500 ragazzi grandi ITU terbawa Serta ribuan orang rimasto sebagai mitra atau pelaksana. Sudah menjadi kebiasaan, pengambilan posisi para pelaksana ditentukan Oleh Tokoh Besar. Jika Soros, misalnya, mengambil posisi Rp 9.000, - untuk 1 AS, di Più mengikuti Pasti. Jika esoknya Soros menjual dengan di prezzo Rp 9.500, -, di Più ikut gioco di parole Pasti. Semua serempak, dan begitulah Nilai mata uang dimainkan. Kalau mata uang Suatu Negara dipatok pada Nilai tetap, spekulan memang Tidak Lagi Bisa principale. Hanya Saja, menurut Theo, konsekuensinya ada Dalam perekonomian negara yang bersangkutan. Bagi Theo, Reformasi Ekonomi apa pun yang dipilih pemerintah tak penting Benar, Asal Bisa mengatasi segenap konsekuensinya. Misalnya, pelepasan batas intervensi mensyaratkan perbaikan Ekonomi totale, sedangkan pematokan Nilai uang mensyaratkan cadangan Devisa yang cukup dan perbankan yang Sehat. Tak Bisa pula dilepaskan Faktor keberanian sentral banca. Kepada Siapa pun yang mau memaksakan kehendak, banca sentral Tak boleh setengah hati. Kalau Perlu berintervensi Habis-habisan. Jika ini Terus berlanjut, dan Dunia membuktikan konsistensi Kita, pasar gioco di parole Segan Akan, kata Theo. Betapa gioco di parole Kuat dan nafsunya spekulan, kalau menghadapi otoritas moneter yang Teguh dan konsisten, mereka Juga berpikir untuk principale principale. Seperti pernah dialami Hong Kong, para spekulan menghentikan Family Downtown Express Karena Tahu Inggris berada di belakangnya. Tak seorang gioco di parole ragù ketangguhan sistem keuangan Inggris. Kasus Indonesia, menurut Theo, Adalah Bukti kesekian dari pelecehan para ragazzone terhadap otoritas moneter. Permainan selisih Kurs Antara Rupiah - AS Jauh Lebih Mudah ketimbang permainan selisih Kurs Yen - AS atau Mark Jerman - AS Yang didukung otoritas moneter sangat berwibawa, dan karenanya disebut valute forti. Akibatnya diterka sangat Mudah, bahkan Oleh IBU-ibu rumah Tangga, pihak Yang berspekulasi ACAP disalahkan Karena dikira ikut-ikutan. Masalahnya, menurut Theo, selain tuduhan itu tak tak Benar Karena jumlahnya seberapa dibandingan dengan aktivitas pasar uang, para pemikiran IBU Sangat simpel. Jika Dulu Mudah menghitung depresiasi, 3-4 setahun, Siapa Sangka Tiba-tiba depresiasi Bisa 20 Dalam sehari Kalau punya Simpanan Rupiah dan berbunga, katakanlah 40, pada Akhir tahun tak akan mencapai jumlah Jika didolarkan. Pada akhirnya memang tak ada yang pihak Bisa disalahkan kalau terjadi perburuan mata uang Asing, Karena negara menganut Režim Devisa bebas. Di pasar uang, komoditas yang tak diperdagangkan Cuma Valuta Asing. Menurut Theo, Meski pemerintah mematok Kurs Rupiah, tak berarti kegiatan berhenti. Ada pelbagai macam Surat berharga dan Surat-Surat komersial yang diperdagangkan. Memang, problema belakangan Ekonomi Negara kita tak cuma berasal dari Dalam Negeri, melainkan dari Luar Negeri. Lembaga pemeringkat semacam scarsi standard, sekalipun banyak dicibir, pengaruhnya terhadap pasar Sangat Besar. Peringkat Buruk yang disandangkan kepada Indonesia, Maret Lalu, Adalah klimaks dari kesulitan eksternal. Alat pembayaran berjangka seperti lettera di credito (LC) tak diterima, investitore Asing gioco di parole tak Serta Merta Datang Buat menanamkan modale. Dengan peringkat itu, pembeli Kertas berharga dari Indonesia tak Lagi dianggap berinvestasi, melainkan dicurigai mau berspekulasi, kata Theo. Kalaupun saya, misalnya, menempatkan diri sebagai mediatore untuk mendatangkan uang dari investitore Asing, sekarang ini Sangat Sulit. Ketidakpercayaan Kuat demikian, Perlu waktu Lama untuk memulihkannya. Pasar uang Dunia memang Sulit dilawan. Kalau kekayaan Big Boys sangat Besar, ITU konsekuensi dari hakikat pasar uang. Istilahnya un business palla di neve, Bisnis Yang menggelinding Bagai bola salju. Orang Harus Jadi besar untuk sopravvivere. Bisnis pasar uang, menurut Theo, menganut Filosofi dasar: Bukan soal berapa jumlah uang yang akan Anda peroleh, melainkan berapa jumlah uang yang SIAP Anda habiskan. Gambarannya, Jika seseorang Kerja keras sepanjang tahun hingga memperoleh uang Rp 1 miliar, sangat akan keliru kalau menggunakannya untuk forex principale. Tetapi Jika seseorang mendapat lotere Rp 1 miliar, Yang Rp 800 juta untuk beli rumahtanah, Rp 100 juta untuk beli kendaraan, dan sisanya untuk forex principale, silakan Saja. Maka, kalau ada fondi seorang direttore SIAP menghabiskan AS 5 miliar di pasar forex, tak terbayang berapa besar kekayaannya Bisnis di pasar uang tak sama dengan Judi. Kata Theo, Jika Judi Nasib pelaku 100 tergantung pada kartu, Di pasar uang ada hal-hal yang Bisa diperhitungkan dan dicarikan peluang. Menurut Theo, ada yang 7 Tingkat Harus dicapai Untuk Bisnis memahami ini Betul-Betul. Selain 4 Faktor penentu nilai mata uang yang Sudah disebut Tadi, Ada beberapa Hal rimasto seperti lobi atau hubungan, termasuk kemampuan berbahasa, Faktor intelijen alias Daya endus Informasi, dan Hal impallidendo Abstrak dan Sulit, sehingga orang Tak sanggup berpikir Lagi. Misalnya, semua Faktor Telah terpenuhi, prediksi Sudah dilakukan, tak ada TAPI azione. Ketika faktanya sama dengan yang sebelumnya Telah diperhitungkan, Muncul rasa sesal kenapa Tidak Begini kenapa Tidak begitu. Itulah yang saya Maksud Tingkat ketujuh. Sekalipun menggiurkan, Bisnis di Pasar uang Penuh kekecewaan. Karena APA suo denaro. Orang Hanya tergiur Melihat Angka. Mereka ramai-ramai bermain, sementara tatanan dan hukumnya tak Mudah dipelajari. Lagi pula Dunia ITU Sudah dikuasai mafia, grandi ragazzi, Dalam Cara Kerja yang terintegrasi. Apa gioco di parole permainan para pendatang, mafia-lah yang memperoleh keuntungan Menurut Theo, setelah perang dingin Reda dan komunisme runtuh, tak ada yang Lagi kekuatan punya Daya penghancur sangat dahsyat selain uang. Ketika uang menjadi komoditas, dampaknya globale. Bencana keuangan di Suatu Negara Segera Bisa merembet ke negara rimasto. Siapa sekarang Orang Kaya di Kawasan Krisis yang MERASA terjamin hingga 7 keturunan Tak terbayangkan, uang Bisa berlipat kali atau hancur sama sekali Hanya Dalam hitungan Hari. Jika ditarik ke dimensi filosofis, kata Theo, Krisis Ekonomi Adalah akibat Ulah manusia yang menganggap uang sebagai ideologi. Fakta menunjukkan, miliaran AS Telah menguap entah ke mana. Lembaga keuangan banyak yang Rugi, Soros Rugi, demikian pula para Big Boy. Tak Jelas ke mana uang-uang ITU pergi. Inilah tanda-Tanda Zaman, kata Theo. Tuhan kasih Antibiotik untuk mereka yang terlalu menghamba pada uang. Orang Kaya pusing, Konglomerat Pusing. Rasain. Terjunnya Theo di kancah pasar uang agaknya tak terduga sebelumnya. Pria kelahiran Manado, 21 settembre, 1956, ini semula Berangan-Angan Jadi pastore, TAPI dikeluarkan Saat Naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini sama dengan Saja Ayah, Paman, para sepupu, dan saudaranya, yang pernah masuk ke seminari Namun Gagal Jadi pastore. Saya menanggung Besar Harapan. Nilai Dan aktivitas Sekolah Bagus. Maka IBU terguncang dan jatuh sakit ketika saya keluar, kenangnya. Pastor pembimbing waktu ITU mengatakan, ia Lebih akan Sukses Hidup di Luar Biara. Kendati sedikit menyesalkan keputusan ITU, ia berbalik haluan. Ia melamar ke Bank Indonesia dan diterima di BI Cabang Surabaya. Setelah 2 tahun bekerja, Timbul keresahan di Antara teman-temannya yang Cuma berijazah SMA. Sebab dengan begitu, mereka Tak mungkin Bisa masuk jajaran STAF. Nggak Bakal Pakai dasi dong seumur-Umur, papar Theo mengenang. Nampaknya BI tanggap pada kegalauan ITU dan mengadakan seleksi untuk promosi. Yang lolos Akan disekolahkan sejajar dengan universitas. Dari BI Surabaya Lelli 4 orang, salah satunya Theo. Sementara dari seluruh Indonesia terjaring 60 orang. Mereka dimasukkan ke Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Banca di Jakarta, menjalani Pendidikan Maraton dari pukul 08.00 - 17.00 setiap Hari dengan fasilitas Penuh, Selama 3 tahun. Gelarnya sejajar akuntan, TAPI BI nggak kasih gelar, Takut kami keluar. Sempat bekerja di bagian pengawasan BI Selama setahun, IA kembali mengikuti seleksi stagista guna ditempatkan di Londra. Dari 40 peserta Hanya Theo yang Lulus. Di Londra ia langsung Jadi staf termuda pada Umur 23 tahun. Kesempatan di sana ia gunakan untuk mengikuti serangkaian Pelatihan dan praktek. Belajar forex di Parigi, Londra, Amsterdam, Kopenhagen dan. Mempelajari sentral banca di Danimarca dan Belanda, menggeluti cadangan EMAS di Swis, Juga duduk dan bermain di Banyak ruang transaksi forex. Waktu ITU camera Kepala dealing Jakarta pindah, Jadi saya disiapkan untuk menggantikannya. Saya Sadar, untuk rivenditore Jadi Harus punya pengalaman dan cakrawala dengan duduk di Pusat keuangan dunia. Penempatan rivenditore di BI sebenarnya bertujuan untuk mengelola cadangan Devisa sejumlah AS 6 miliar dengan menempatkannya di posisi yang tepat. memperdagangkannya untuk Bukan. Maka di Luar marmellata Kerja, saya principale margine di negoziazione ATAS nama Pribadi, Bukan BI. Setelah 5 tahun bermukim di Inggris, Theo sebenarnya ingin pulang ke tanah aria, tetapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi izin tinggal tetap. Ia Bisa bekerja apa Saja. Wah, percaya dirilah Saya. Pekerjaan BI yang diidamkan banyak orang nggak terlalu menggiurkan Lagi, kata Theo. Maka, ketika Benar-Benar pulang ke Indonesia ia sekaligus minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai Batu loncatan untuk bekerja di Banca Dunia atau FMI. Tapi keasyikan bermain forex membuatnya malas bersekolah. giocatore saya Jiwa, Jadi saya Tak Jadi masuk LSE meskipun Sudah diterima. Saya principali Valas Terus, dan ingin menikmati hasilnya. Saya ingin menikmati Hidup Bukan sebagai Pegawai BI Yang bertahun-tahun Cuma Bisa Naik mobil Sederhana. Saat margin trading principale, pertengahan 1980-an, modal dengkul Masih berlaku. Modalnya dipinjami, TAPI kalau Untung masuk kantung sendiri. Pokoknya untuk principale meramaikan. Masa itu tak Sulit mereguk Untung lantaran pasar gampang diterka. Dolar Turun searah. sejak Tapi 1987 peluang meraup keuntungan makin Sulit. Selain Pemain makin Banyak, gioco di parole modale diatur Mulai. Saat Itulah Banca Duta terpuruk Karena permainan Valas. Soal kesempatan meraup Untung memang tak ada yang Lebih Cepat daripada principali Valas. Saya Masih ingat, Hanya dengan mengangkat telepon dari Vila di Puncak Sambil gaple principale dan makan pisang goreng, Bisa dapat AS 60.000 semalam. Telepon memang diibaratkan cangkulnya Buat cari Makan. Juga berbagai perangkat komunikasi. Baik untuk bertransaksi ke seluruh Dunia, memantau pasar Yang berjalan 24 marmellata sehari, Juga Melihat kerugian dan keuntungan uangnya. Tapi Hidup saya tak Habis di sana. Apa lagi saya Harus membagi pengetahuan kepada banyak orang. Kalau menulis Dan bikin Analisis, Saya tak principale. Saya meramal Dan menghitung, Biar orang lain yang dapat keuntungan. Theo tak terikat pada Suatu Lembaga keuangan. Kalau mau principale, ia sendiri yang menentukan. Sejak tahun Lalu, IA Mendirikan Perusahaan Jasa konsultasi pasar uang Velocità valuta. Bagi yang ingin Tahu atau ingin principali Valas boleh Jadi pelanggan. Dengan membayar AS 100bulan, Theo gioco di parole memberi Analisis dan Panduan. Cita-cita saya membuat Velocità valuta seperti Bloomberg. Ia Besar Dan disegani, Meski awalnya Juga dirintis di GaRaSi, IA menunjuk GaRaSi di rumahnya yang berhalaman Luas di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia mempekerjakan 4 orang yang, selain Analisis mengolah, Juga bertindak sebagai gestore del fondo. Mereka Jago-Jago yang tak Bisa dianggap remeh, Karena lewat tangannya Sering terjadi transaksi miliaran dolar, kata Theo bangga. Karena bekerja di rumah, Theo Tak terikat pada aturan dan jadwal Kerja yang Pasti. Ia Adalah Pegawai Bagi dirinya sendiri. Juga Pegawai Yang mengantar Anak-Anak ke Sekolah, menemani mereka bepergian, bahkan mendampingi Saat mereka mau Tidur. Theo menganggap, anak anak-Lebih memerlukan kebersamaan ketimbang uang. Tak soal ia Telah punya Vila di Puncak, Jawa Barat, Dan Hotel di ATAS Tanah 10 ettari di Manado. Anak-Anak pula yang menghadirkan cerita unik bagi perjalanan Hidup Theo. Saat Masih di Dalam kandungan, kecuali si bungsu Daniel (hampir 2 Bulan), mereka berada di Tempat yang Jauh dari rumah. Dari yang sulung tempatnya palizzata Jauh, sampai si bungsu yang paling Dekat. Namun akhirnya semua Lahir di Jakarta. Menurut istrinya, Sandra Pingkan Adriana Lolong (38), si sulung Monika (12) berada di Dalam kandungan Saat mereka di New York. Barulah 2 Bulan menjelang melahirkan, saya Kembali ke Jakarta, kata Sandra. Begitu pula Abi (9) yang dikandung Saat mereka tinggal di Londra. Keisha (7) Anak ketiga, dikandung di Singapura. Sedangkan Dorothea (5) dikandung sewaktu mereka di Manado. Barulah Anak ke-5, Daniel, menghabiskan seluruh masa janin hingga Lahir di Jakarta. Jumlah Anak sampai 5, Bagi pasangan Theo dan juga Sandra cerita tersendiri. Theo memang dari Keluarga Besar, Namun Sandra Hanya 2 bersaudara. Setelah kelahiran Abi, keduanya ingin ber-KB. Tapi apa mau dikata, Terus kebobolan. Selain mengalami beberapa kegagalan, saya gioco di parole pernah kehilangan spirale, kata Sandra. Akhirnya, setelah melahirkan Daniel, Saya Minta disteril. Buat pasangan ini, anak anak-Adalah segalanya. Mereka yang terbiasa memanggil Papa Theo Adalah rekan sepanjang Hidup, sekaligus Jadi rem manakala Theo terlalu keasyikan bermain uang. (G. SujayantoA. Heru KustaraMayong S. Laksono) Ingin mencari uang di internet Tanpa modale dan menjadi bebas Secara finansial seperti kisah di ATAS. Silahkan klik di bawah untuk mendaftar (Free) Dan memulai Trading ForexPROFESI Idaman KARENA KEASYIKAN PRINCIPALE Uang Rupiah terpuruk, perekonomian gonjang-ganjing, Dan negara di Ambang kebangkrutan. Ekonom bersuara, tak ketinggalan pula para Anggota DPR. Pengamat Baru bermunculan. Makin bingunglah orang. Uraian siapakah yang Jadi pegangan Tak ada yang Bisa memberikan Gambaran soal pasar uang dengan Lebih Jelas selain para Pemain Valas, kata Theo Francisco Toemion (42), pengamat pasar uang sekaligus Pemain Valas, Meski kini Lebih banyak membagi pengetahuan soal dunia yang Telah belasan tahun ditekuninya ITU kepada Orang Lain. Ada perbedaan antara pandangan para Pakar dengan Theo F. Thoemion sehubungan dengan Krisis Ekonomi yang memburuk sejak kuartal terakhir tahun Lalu. Pihak Pertama Lebih Melihat Krisis berpangkal pada lemahnya sistem perbankan, kebocoran anggaran, buruknya pengawasan, monopoli, kolusi, korupsi, nepotisme, dan Ekonomi biaya Tinggi. Sedangkan Theo Lebih Melihat Ulah spekulan di pasar uang sebagai sebab palizzata dominan. Sisi-sisi negatif penyebab keroposnya fondasi Itulah Ekonomi yang menyebabkan Krisis tak Segera Bisa diatasi. Kalau Corea, Thailandia, filippina, Singapura, dan Malesia Bisa pulih Dalam hitungan Bulan, negara Kita Jauh Lebih Lama. Sebagai pelaku Valas Pasar, Theo Tahu Betul, tanda-tanda bencana Telah Muncul sejak Lama. Semuanya Adalah permainan fondo para direttore atau Pemain Valas Pasar, Yang diwarnai keinginan untuk menguji ketangguhan otoritas moneter Suatu Negara. Ia Tahu bagaimana pedagang Valas Besar - Yang ACAP disebut spekulan - semacam George Soros memainkan Peran Dalam Yendaka, melambungnya Nilai Tukar Yen terhadap AS, pada 1994. Ia Juga mencatat, permainan para spekulan di Eropa memaksa pembahasan mata uang Tunggal Eropa (Euromoney) Lebih diintensifkan pada 1996. Selewat masa ITU, para spekulan memang menurunkan aktivitas. Tapi lewat mezzi massa Theo memperingatkan, Hati-hati, Bukan Mustahil mereka akan mengalihkan perhatian ke Asia, begitu Antara rimasto tulisnya Saat ITU. Mereka menunggu kesempatan bermain mata uang menarik, valute esotiche seperti Won, vasca da bagno, Peso, Ringgit, atau Rupiah. Jangan lupa, Indonesia negara Kaya. Karena Itulah mereka membidik Kawasan ini, Bukan ke Afrika, misalnya. Betapa Tidak. Salah satu Kawasan palizzata Dinamis di Dunia, dengan pertumbuhan Ekonomi TIAP Negara 7tahun rata-rata, itu tak punya Batasan berarti bagi Devisa Lalu-Lintas. Otoritas moneternya juga Belum teruji. Kalau Dalam persaingan di Amerika, Eropa, dan Jepang para spekulan Sering kalah, Siapa Tahu di Kawasan ini. Maka bermainlah mereka. Pertengahan tahun Lalu, Saat pemerintah memperlebar pita intervensi, mereka menangkap sinyal Tantangan ITU, dan terpacu gairah untuk bermain dengan Rupiah. Ketika Oktober 1997 duetto Soedradjat Djiwandono - Marie Muhammad memutuskan untuk melepas Ambang intervensi, mereka gioco di parole mendobrak. Rupanya, keputusan historis untuk membiarkan Rupiah mengambang bebas itu tak didukung kondisi yang cukup. Nilai Tukar dikuasai dan dimainkan, bahkan Dalam seminggu Bisa terdepresiasi sampai 50. Utang membengkak, di prezzo barang melonjak, produksi mandek, banyak Perusahaan bangkrut. Inflasi membubung, dan perekonomian nyaris ambruk. Tak disangka, fondasi Ekonomi Kita demikian keropos. boleh ada Berita Buruk. Ada 4 Faktor yang menurut Theo Bisa Jadi penentu Naik turunnya kurs: fondasi Ekonomi Makro, cartagrafik berdasarkan rumus, Faktor teknis-psikologis, Dan Ulah para spekulan. Soal fondasi Ekonomi, menurut Theo, pasar Telah mendapat Bukti rentannya perekonomian Kita. Carta atau grafik gioco di parole Sudah dibuat Saat kita menempuh Režim Devisa terkontrol misalnya dengan mematok depresiasi tahunan 3 - 4. Sedangkan Faktor psikologis sangat berhubungan dengan Ulah spekulan, apa Lagi Dalam Režim Devisa bebas. Sekali pasar memperoleh Bukti mata uang Suatu Negara Bisa didikte, mereka mendikte Terus. di prezzo Pendiktean, Yang terjadi setelah ada dorongan psikologis, Dari berawal Berita-Berita politik yang berpotensi dimainkan. Theo menunjuk contoh, seluruh Dunia Tahu Indonesia pra-11 Maret 1998 menghadapi suksesi. Maka Berita tentang Presiden Suharto dan situasi Sosial politik menjadi Bahan permainan spekulan. sakit Keadaan, yang dalam Bahasa Inggris Bisa dirumuskan Dalam beberapa kata, Mulai Dari Hes malato, Hes malato, sampai Hes gravemente malato, mengakibatkan beraneka Nilai Kurs. Memang Benar. Menurut Catatan Theo, Grafik penurunan ITU berlangsung sejak banca sentral ketahuan tak punya Nyali sehingga menyebabkan Rupiah Turun dari Rp 3.000, - ke Rp 3.800, - terhadap AS. Angka Turun lagi ke Rp 4.400, - Karena Pak Harto istirahat. Kemudian menjadi Rp 4.800, - Karena imbas Krisis Corea, Turun ke Rp 5.600, - Karena Pak Harto Batal ke Malesia, dan Dari Rp 6.200, - ke Rp 9.000, - Karena pencalonan B. J. Habibie sebagai Wakil Presiden. Kurs membaik setelah penandatanganan nota kesepakatan dengan FMI 15 Januari, Namun Turun Lagi setelah terjadi beberapa kerusuhan dan demonstrasi. Kenyataan membuktikan itu, Dalam Režim Devisa bebas Segala Berita dan peristiwa baik menjadi condizioni Costi Utama. Dalam berbagai kesempatan Theo mengingatkan, membiarkan Rupiah mengambang bebas sama dengan bunuh diri Tanpa dibarengi perbaikan di Segala Sektor yang akhirnya melahirkan Berita Buruk. Percuma ada Janji Segala macam Reformasi, penghapusan monopoli dan oligopoli, tetapi tak ada wujudnya. Dapat dimengerti, Naik-turunnya nilai Rupiah tak Lagi ditentukan Oleh hukum Ekonomi, keseimbangan Antara penawaran dan permintaan. Tak ada yang teori Bisa menjelaskan Hal ini, kata Theo. Saat Masyarakat makin Tahu persoalan, para omongan EKONOM Sering diabaikan. Pemain seperti saya yang diperhatikan Lantas, Kurs berapa yang wajar AMBIL nilai terakhir sebelum Krisis Rp 2.400, -. Ditambah 80-lah, sekitar Rp 4.320, -. Penjelasannya, Dalam 10 tahun terakhir perbedaan suku bunga Antara come Dan Rupiah sekitar 10. Suku bunga AS 5 dan suku bunga Rupiah 15. Selisihnya 10, dan Dalam 10 tahun menjadi 100. Sementara depresiasi per tahun, katakanlah 4. Jadi Dalam 10 tahun menjadi 40 . Nah, selisih Antara perbedaan suku bunga dan depresiasi Dalam 10 tahun, 100-40 60. Tak usah dipatok 60 beri kemungkinan sampai 80 untuk ditambahkan kurs Pada terakhir. Jadi 180 dari Rp 2.400, - Rp 4.320. Tapi sekali Lagi kenyataan membuktikan, Segala teori dan hukum Ekonomi tak berlaku bagi kurs yang bugiardo Karena permainan. Kalau Kita konsisten, pasar respek akan Dunia perdagangan Valas dewasa ini bagaikan dikontrol para gestore del fondo besar yang disebut grandi ragazzi. Menurut Theo, jumlah grandi ragazzi yang tercatat Saat ini 2.500 orang. Akumulasi modale mereka sekitar AS 1.300 miliar, dan Dalam keadaan terpaksa Bisa mendapat pinjaman hingga 10 kali lipatnya. Jumlah ini raksasa sungguh, sebab cadangan Devisa Negara-Negara Kaya yang tergabung Dalam OCSE gioco di parole kalau digabung tak Lebih dari AS 700 miliar. Maka Bisa dibayangkan betapa konyolnya gagasan untuk melawan spekulan dengan cadangan Devisa Hanya AS 20 miliar, misalnya. Dari 2.500 ragazzi grandi ITU terbawa Serta ribuan orang rimasto sebagai mitra atau pelaksana. Sudah menjadi kebiasaan, pengambilan posisi para pelaksana ditentukan Oleh Tokoh Besar. Jika Soros, misalnya, mengambil posisi Rp 9.000, - untuk 1 AS, di Più mengikuti Pasti. Jika esoknya Soros menjual dengan di prezzo Rp 9.500, -, di Più ikut gioco di parole Pasti. Semua serempak, dan begitulah Nilai mata uang dimainkan. Kalau mata uang Suatu Negara dipatok pada Nilai tetap, spekulan memang Tidak Lagi Bisa principale. Hanya Saja, menurut Theo, konsekuensinya ada Dalam perekonomian negara yang bersangkutan. Bagi Theo, Reformasi Ekonomi apa pun yang dipilih pemerintah tak penting Benar, Asal Bisa mengatasi segenap konsekuensinya. Misalnya, pelepasan batas intervensi mensyaratkan perbaikan Ekonomi totale, sedangkan pematokan Nilai uang mensyaratkan cadangan Devisa yang cukup dan perbankan yang Sehat. Tak Bisa pula dilepaskan Faktor keberanian sentral banca. Kepada Siapa pun yang mau memaksakan kehendak, banca sentral Tak boleh setengah hati. Kalau Perlu berintervensi Habis-habisan. Jika ini Terus berlanjut, dan Dunia membuktikan konsistensi Kita, pasar gioco di parole Segan Akan, kata Theo. Betapa gioco di parole Kuat dan nafsunya spekulan, kalau menghadapi otoritas moneter yang Teguh dan konsisten, mereka Juga berpikir untuk principale principale. Seperti pernah dialami Hong Kong, para spekulan menghentikan Family Downtown Express Karena Tahu Inggris berada di belakangnya. Tak seorang gioco di parole ragù ketangguhan sistem keuangan Inggris. Kasus Indonesia, menurut Theo, Adalah Bukti kesekian dari pelecehan para ragazzone terhadap otoritas moneter. Permainan selisih Kurs Antara Rupiah - AS Jauh Lebih Mudah ketimbang permainan selisih Kurs Yen - AS atau Mark Jerman - AS Yang didukung otoritas moneter sangat berwibawa, dan karenanya disebut valute forti. Akibatnya diterka sangat Mudah, bahkan Oleh IBU-ibu rumah Tangga, pihak Yang berspekulasi ACAP disalahkan Karena dikira ikut-ikutan. Masalahnya, menurut Theo, selain tuduhan itu tak tak Benar Karena jumlahnya seberapa dibandingan dengan aktivitas pasar uang, para pemikiran IBU Sangat simpel. Jika Dulu Mudah menghitung depresiasi, 3-4 setahun, Siapa Sangka Tiba-tiba depresiasi Bisa 20 Dalam sehari Kalau punya Simpanan Rupiah dan berbunga, katakanlah 40, pada Akhir tahun tak akan mencapai jumlah Jika didolarkan. Pada akhirnya memang tak ada yang pihak Bisa disalahkan kalau terjadi perburuan mata uang Asing, Karena negara menganut Režim Devisa bebas. Menggelinding seperti bola salju Di pasar uang, komoditas yang tak diperdagangkan Cuma Valuta Asing. Menurut Theo, Meski pemerintah mematok Kurs Rupiah, tak berarti kegiatan berhenti. Ada pelbagai macam Surat berharga dan Surat-Surat komersial yang diperdagangkan. Memang, problema belakangan Ekonomi Negara kita tak cuma berasal dari Dalam Negeri, melainkan dari Luar Negeri. Lembaga pemeringkat semacam scarsi standard, sekalipun banyak dicibir, pengaruhnya terhadap pasar Sangat Besar. Peringkat Buruk yang disandangkan kepada Indonesia, Maret Lalu, Adalah klimaks dari kesulitan eksternal. Alat pembayaran berjangka seperti lettera di credito (LC) tak diterima, investitore Asing gioco di parole tak Serta Merta Datang Buat menanamkan modale. Dengan peringkat itu, pembeli Kertas berharga dari Indonesia tak Lagi dianggap berinvestasi, melainkan dicurigai mau berspekulasi, kata Theo. Kalaupun saya, misalnya, menempatkan diri sebagai mediatore untuk mendatangkan uang dari investitore Asing, sekarang ini Sangat Sulit. Ketidakpercayaan Kuat demikian, Perlu waktu Lama untuk memulihkannya. Pasar uang Dunia memang Sulit dilawan. Kalau kekayaan Big Boys sangat Besar, ITU konsekuensi dari hakikat pasar uang. Istilahnya un business palla di neve, Bisnis Yang menggelinding Bagai bola salju. Orang Harus Jadi besar untuk sopravvivere. Bisnis pasar uang, menurut Theo, menganut Filosofi dasar: Bukan soal berapa jumlah uang yang akan Anda peroleh, melainkan berapa jumlah uang yang SIAP Anda habiskan. Gambarannya, jika seseorang kerja keras sepanjang tahun hingga memperoleh uang Rp 1 miliar, akan sangat keliru kalau menggunakannya untuk main valas. Tetapi jika seseorang mendapat lotere Rp 1 miliar, yang Rp 800 juta untuk beli rumahtanah, Rp 100 juta untuk beli kendaraan, dan sisanya untuk main valas, silakan saja. Maka, kalau ada seorang fund manager siap menghabiskan AS 5 miliar di pasar valas, tak terbayang berapa besar kekayaannya Bisnis di pasar uang tak sama dengan judi. Kata Theo, jika judi nasib pelaku 100 tergantung pada kartu, Di pasar uang ada hal-hal yang bisa diperhitungkan dan dicarikan peluang. Menurut Theo, ada 7 tingkat yang harus dicapai untuk betul-betul memahami bisnis ini. Selain 4 faktor penentu nilai mata uang yang sudah disebut tadi, ada beberapa hal lain seperti lobi atau hubungan, termasuk kemampuan berbahasa, faktor intelijen alias daya endus informasi, dan hal paling abstrak dan sulit, sehingga orang tak sanggup berpikir lagi. Misalnya, semua faktor telah terpenuhi, prediksi sudah dilakukan, tapi tak ada action. Ketika faktanya sama dengan yang sebelumnya telah diperhitungkan, muncul rasa sesal kenapa tidak begini kenapa tidak begitu. Itulah yang saya maksud tingkat ketujuh. Sekalipun menggiurkan, bisnis di pasar uang penuh kekecewaan. Karena apa Its about money. Orang hanya tergiur melihat angka. Mereka ramai-ramai bermain, sementara tatanan dan hukumnya tak mudah dipelajari. Lagi pula dunia itu sudah dikuasai mafia, big boys, dalam cara kerja yang terintegrasi. Apa pun permainan para pendatang, mafia-lah yang memperoleh keuntungan Menurut Theo, setelah perang dingin reda dan komunisme runtuh, tak ada lagi kekuatan yang punya daya penghancur sangat dahsyat selain uang. Ketika uang menjadi komoditas, dampaknya global. Bencana keuangan di suatu negara segera bisa merembet ke negara lain. Siapa sekarang orang kaya di kawasan krisis yang merasa terjamin hingga 7 keturunan Tak terbayangkan, uang bisa berlipat kali atau hancur sama sekali hanya dalam hitungan hari. Jika ditarik ke dimensi filosofis, kata Theo, krisis ekonomi adalah akibat ulah manusia yang menganggap uang sebagai ideologi. Fakta menunjukkan, miliaran AS telah menguap entah ke mana. Lembaga keuangan banyak yang rugi, Soros rugi, demikian pula para big boy. Tak jelas ke mana uang-uang itu pergi. Inilah tanda-tanda zaman, kata Theo. Tuhan kasih antibiotik untuk mereka yang terlalu menghamba pada uang. Orang kaya pusing, konglomerat pusing. Rasain. Main uang karena ingin menikmati hidup Terjunnya Theo di kancah pasar uang agaknya tak terduga sebelumnya. Pria kelahiran Manado, 21 September 1956, ini semula berangan-angan jadi pastor, tapi dikeluarkan saat naik ke kelas 3 Seminari Menengah Tomohon tahun 1974. Anak ke-4 dari 7 bersaudara ini sama saja dengan ayah, paman, para sepupu, dan saudaranya, yang pernah masuk ke seminari namun gagal jadi pastor. Saya menanggung harapan besar. Nilai dan aktivitas sekolah bagus. Maka ibu terguncang dan jatuh sakit ketika saya keluar, kenangnya. Pastor pembimbing waktu itu mengatakan, ia akan lebih sukses hidup di luar biara. Kendati sedikit menyesalkan keputusan itu, ia berbalik haluan. Ia melamar ke Bank Indonesia dan diterima di BI cabang Surabaya. Setelah 2 tahun bekerja, timbul keresahan di antara teman-temannya yang cuma berijazah SMA. Sebab dengan begitu, mereka tak mungkin bisa masuk jajaran staf. Nggak bakal pakai dasi dong seumur-umur, papar Theo mengenang. Nampaknya BI tanggap pada kegalauan itu dan mengadakan seleksi untuk promosi. Yang lolos akan disekolahkan sejajar dengan universitas. Dari BI Surabaya lulus 4 orang, salah satunya Theo. Sementara dari seluruh Indonesia terjaring 60 orang. Mereka dimasukkan ke Pendidikan Ahli Administrasi dan Keuangan Bank di Jakarta, menjalani pendidikan maraton dari pukul 08.00 - 17.00 setiap hari dengan fasilitas penuh, selama 3 tahun. Gelarnya sejajar akuntan, tapi BI nggak kasih gelar, takut kami keluar. Sempat bekerja di bagian pengawasan BI selama setahun, ia kembali mengikuti seleksi intern guna ditempatkan di London. Dari 40 peserta hanya Theo yang lulus. Di London ia langsung jadi staf termuda pada umur 23 tahun. Kesempatan di sana ia gunakan untuk mengikuti serangkaian pelatihan dan praktek. Belajar valas di Paris, London, Amsterdam, dan Kopenhagen. Mempelajari bank sentral di Denmark dan Belanda, menggeluti cadangan emas di Swis, juga duduk dan bermain di banyak ruang transaksi valas. Waktu itu kepala dealing room Jakarta pindah, jadi saya disiapkan untuk menggantikannya. Saya sadar, untuk jadi dealer harus punya pengalaman dan cakrawala dengan duduk di pusat keuangan dunia. Penempatan dealer di BI sebenarnya bertujuan untuk mengelola cadangan devisa sejumlah AS 6 miliar dengan menempatkannya di posisi yang tepat. Bukan untuk memperdagangkannya. Maka di luar jam kerja, saya main margin trading atas nama pribadi, bukan BI. Setelah 5 tahun bermukim di Inggris, Theo sebenarnya ingin pulang ke tanah air, tetapi pemerintah Inggris mengetahui reputasinya dan memberi izin tinggal tetap. Ia bisa bekerja apa saja. Wah, percaya dirilah saya. Pekerjaan BI yang diidamkan banyak orang nggak terlalu menggiurkan lagi, kata Theo. Maka, ketika benar-benar pulang ke Indonesia ia sekaligus minta izin keluar dari BI untuk masuk ke London School of Economics (LSE). Maksudnya sebagai batu loncatan untuk bekerja di Bank Dunia atau IMF. Tapi keasyikan bermain valas membuatnya malas bersekolah. Jiwa saya player, jadi saya tak jadi masuk LSE meskipun sudah diterima. Saya main valas terus, dan ingin menikmati hasilnya. Saya ingin menikmati hidup bukan sebagai pegawai BI yang bertahun-tahun cuma bisa naik mobil sederhana. Saat main margin trading, pertengahan 1980-an, modal dengkul masih berlaku. Modalnya dipinjami, tapi kalau untung masuk kantung sendiri. Pokoknya main untuk meramaikan. Masa itu tak sulit mereguk untung lantaran pasar gampang diterka. Dolar turun searah. Tapi sejak 1987, peluang meraup keuntungan makin sulit. Selain pemain makin banyak, modal pun mulai diatur. Saat itulah Bank Duta terpuruk karena permainan valas. Soal kesempatan meraup untung memang tak ada yang lebih cepat daripada main valas. Saya masih ingat, hanya dengan mengangkat telepon dari vila di Puncak sambil main gaple dan makan pisang goreng, bisa dapat AS 60.000 semalam. Telepon memang diibaratkan cangkulnya buat cari makan. Juga berbagai perangkat komunikasi. Baik untuk bertransaksi ke seluruh dunia, memantau pasar yang berjalan 24 jam sehari, juga melihat kerugian dan keuntungan uangnya. Tapi hidup saya tak habis di sana. Apa lagi saya harus membagi pengetahuan kepada banyak orang. Kalau menulis dan bikin analisis, saya tak main. Saya meramal dan menghitung, biar orang lain yang dapat keuntungan. Theo tak terikat pada suatu lembaga keuangan. Kalau mau main, ia sendiri yang menentukan. Sejak tahun lalu, ia mendirikan perusahaan jasa konsultasi pasar uang Speed Currency. Bagi yang ingin tahu atau ingin main valas boleh jadi pelanggan. Dengan membayar AS 100bulan, Theo pun memberi analisis dan panduan. Cita-cita saya membuat Speed Currency seperti Bloomberg. Ia besar dan disegani, meski awalnya juga dirintis di garasi, ia menunjuk garasi di rumahnya yang berhalaman luas di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia mempekerjakan 4 orang yang, selain mengolah analisis, juga bertindak sebagai fund manager. Mereka jago-jago yang tak bisa dianggap remeh, karena lewat tangannya sering terjadi transaksi miliaran dolar, kata Theo bangga. Karena bekerja di rumah, Theo tak terikat pada aturan dan jadwal kerja yang pasti. Ia adalah pegawai bagi dirinya sendiri. Juga pegawai yang mengantar anak-anak ke sekolah, menemani mereka bepergian, bahkan mendampingi saat mereka mau tidur. Theo menganggap, anak-anak lebih memerlukan kebersamaan ketimbang uang. Tak soal ia telah punya vila di Puncak, Jawa Barat, dan hotel di atas tanah 10 ha di Manado. Anak-anak pula yang menghadirkan cerita unik bagi perjalanan hidup Theo. Saat masih di dalam kandungan, kecuali si bungsu Daniel (hampir 2 bulan), mereka berada di tempat yang jauh dari rumah. Dari yang sulung tempatnya paling jauh, sampai si bungsu yang paling dekat. Namun akhirnya semua lahir di Jakarta. Menurut istrinya, Sandra Pingkan Adriana Lolong (38), si sulung Monika (12) berada di dalam kandungan saat mereka di New York. Barulah 2 bulan menjelang melahirkan, saya kembali ke Jakarta, kata Sandra. Begitu pula Abi (9) yang dikandung saat mereka tinggal di London. Keisha (7) anak ketiga, dikandung di Singapura. Sedangkan Dorothea (5) dikandung sewaktu mereka di Manado. Barulah anak ke-5, Daniel, menghabiskan seluruh masa janin hingga lahir di Jakarta. Jumlah anak sampai 5, bagi pasangan Theo dan Sandra juga cerita tersendiri. Theo memang dari keluarga besar, namun Sandra hanya 2 bersaudara. Setelah kelahiran Abi, keduanya ingin ber-KB. Tapi apa mau dikata, kebobolan terus. Selain mengalami beberapa kegagalan, saya pun pernah kehilangan spiral, kata Sandra. Akhirnya, setelah melahirkan Daniel, saya minta disteril. Buat pasangan ini, anak-anak adalah segalanya. Mereka yang terbiasa memanggil Papa Theo adalah rekan sepanjang hidup, sekaligus jadi rem manakala Theo terlalu keasyikan bermain uang. (G. SujayantoA. Heru KustaraMayong S. Laksono)KISAH TRADER PALING SUKSES DI INDONESIA Ini kisah yang saya harapkan menjadi kisah paling menarik sepanjang sejarah perforexan Indonesia. Ini tentang commerciante yang akan palizzata Sukses di Indonesia. Saya Harap begitu. Saya punya Harapan Sobat-Sobat yang terlibat di Dalam tulisan ini Suatu Saat menjadi commerciante palizzata Sukses di Indonesia. aamiin. Sebelumnya saya Mohon maaf, kepada Sobat-Sobat yang terlibat Dalam tulisan saya ini. Dengan Selalu menjaga Rahasia privacy Sobat tentunya. Ini Akan menjadi Pelajaran yang Mahal dan Sangat berharga. Tetapi sekali lagi saya mendoakan semoga Sobat-Sobat semua menjadi commerciante palizzata Sukses di Indonesia. aamiin. Jika flashback. mereka ini Adalah orang-orang yang pernah menderita. Inilah kisah nyatanya: Di Suatu Negeri entah berantah. tinggallah beberapa orang commerciante ada sekitar 8 orang commerciante di Salah Satu rumah penduduk Negeri ITU. Mereka Bukan kakak beradik atau Keluarga, tetapi mereka Adalah para commerciante Yang Sedang bersembunyi dari kejaran investitore, il leasing dan banca esattore. Mereka Datang dari berbagai kota. Berkumpul Dalam satu rumah dengan Latar belakang Masing-Masing dan memiliki kesamaan: Sedang Bersembunyi .. Apa yang Telah dilakukannya sehingga Harus bersembunyi Saya Tidak mungkin Bisa menceritakan Satu-persatu Karena Masing-Masing membawa masalahnya sendiri. Mungkin cocoknya di sinetronkan Bukan ditulis artikel. Semoga ada yang produser Datang pada Saya. Biar saya tulis naskahnya. Hehehehehe. Namun kesamaan mereka Adalah: Mereka orang-orang yang Berani mengambil risiko terlalu besar di bisnis forex Kalimat yang membingungkan Bagi saya, Jika saya Dengar dari orang Sukses (Bukan Dari forex), mereka mengatakan: Hanya orang Sukses saja yang Berani mengambil Risiko Besar. Tetapi apa yang terjadi di sekeliling Kita. yang menimpa mereka para commerciante del forex Mereka Berani mengambil risiko terlalu Besar, tetapi apakah mereka menjadi Sukses dan sangat Sukses Ini yang saya renungkan. Apakah Kalimat Sukses orang: Hanya orang Sukses saja yang Berani mengambil risiko besar ITU haram dipakai untuk commerciante del forex Jawaban ini untuk Berat saya Jawab, dan saya juga tidak Suka mengawali Polemik. Saya serahkan kepada Anda semua. Lanjut kisah: Hari-hari berlalu, soggiorno mereka dan bertahan. bulan Berganti Bulan. sampai akhirnya Pudar membawa kehidupannya Masing-Masing. Selama berbulan-Bulan itu, rumah ITU Bagai penjara. yang dibuatnya sendiri. Jika saya Datang, saya pun Harus ikut-ikutan ngumpet Datang diam-diam dan kendaraan Harus diparkir Jauh dari rumah ITU. mengenaskan ini. pikirku. Seperti Sarang teroris. Tapi mereka Bukan teroris ya Allah. Mereka Adalah para korban. mereka korban dari keberanian mengambil risiko yang terlalu besar di forex. Ada Juga yang menjadi korban perilaku orang lain. TAPI Masih bermuara sama: FOREX. Di Dalam rumah tersebut banyak penghuni, TAPI seperti kuburan. Terlebih Jika ada yang tak Valutazione di dikenal Datang, cukup ada yang mengintip, Tidak kenal. tinggal masuk Kamar. Jika dikenal, TAPI disebutnya sebagai orang yang bermasalah, Juga tinggal masuk Kamar. Masih banyak kisah memilukan lainnya di rumah ITU, TAPI saya GAK tega menceritakan ini kepada Anda. Cukuplah selintas Kisah ini. Toh tujuanku menulis dan mengangkat kisah ini Adalah Karena HIKMAHNYA. yang tak ternilai harganya untuk menjadi renungan kita yang bersama Masih menggeluti bisnis forex ini. Punto pentingnya Adalah. Forex itu bisnis beresiko, sama seperti lainnya bisnis-bisnis. tetapi forex mampu mempengaruhi seseorang untuk mengambil resiko terlalu Besar, forex Bisa mempengaruhi seseorang untuk serakah, forex Bisa mempengaruhi seseorang untuk berbuat nekad, forex Bisa mempengaruhi seseorang untuk menjadi Miskin. forex Bisa mempengaruhi seseorang untuk menjadi gila. Bagaimana agar Tidak Bisa dipengaruhi hal-hal negatif semacam ITU temukan Teknik yang tepat, gestione yang tepat, Serta bentuk Yang mentale Kuat sebelum mengambil resiko yang besar Dalam dunia forex. Rakus boleh Saja asalkan Teknik, gestione, Serta Kita mentale Sudah mumpuni. forex Adalah perdagangan kalah 3 Langkah, Jadi Harus difikirkan benar2 bagaimana cara menang 5 Langkah untuk mendapat 1 Langkah. untuk sahabat commerciante Yang tinggal di quotRumah Bermasalahquot kalau Masih kuat mentale Terjun di forek saya Ada Saran, Jangan principale di Kuala importante 1, Coba importante 2yang gerakannya Lebih sedikit Santai .. Sungguh blog dan tulisan yang Bagus. Salam Fx Trader. 7 tahun menggeluti Bisnis ini kerugian 1M Sudah terbayar setengahnya. perdita di Adalah biaya Belajar. Sukses di bisnis ini memerlukan totalitas. latihan, RISET, mengamati, Belajar dari kesalahan demi kesalahan. temukan parameter yang paling tepat, insya Allah kita semua akan bisa sukses.

No comments:

Post a Comment